Tuesday, June 29, 2010

HIDUP IBADAH

Assalamualaikum sahabat2 yang dikasihi kerana Allah..

IBADAH.... kalau perkataan ini singgah di kepala, rasanya apakah yang terpapar di minda sahabat?

Mendirikan solat, membaca Al-Quran, berzikir, mengeluarkan zakat, berpuasa, haji, duduk di sejadah...segala yang berkaitan dengan masjid, sedekah dan pelbagai lagi ibadah yang nampak ibadah. Betul? Anda terbayang sebegitu?

Jadi, jika tujuan kehidupan kita hanya untuk beribadah, maka apakah yang patut kita lakukan dalam kehidupan kita ini??

Adakah ibadah di atas itu sahaja? bagaimana pula dengan belajar? bagaimana dengan kerja?

kita mesti kerja, mesti belajar, mesti makan dan minum, tapi tujuan hidup untuk ibadah, bukan untuk kerja, bukan untuk makan, belajar dan sebagainya. lalu, bagaimana jadinya?? bukankah tujuan hidup untuk beribadah?

persoalannya....Bagaimana mahu hidup?

Profesor Dr. Yusuf al-Qardhawi menyatakan dalam bukunya al-Ibadah Fi al-Islam (Ibadah dalam Islam):

" Sesungguhnya beribadah kepada Allah SWT tidaklah terhad kepada mengerjakan solat, puasa, zakat dan haji dan perkara-perkara yang berkaitan dengannya seperti tilawah al-Quran, zikir, berdoa, beristighfar dan sebagainya sebagaimana fahaman sesetengah golongan islam (yang mendakwa islam). Ramai yang menyangka apabila mereka telah menunaikan fardu-fardu dan syiar-syiar yang tersebut bererti mereka telah menyempurnakan hak Allah terhadap mereka seperti mereka menyangka sudah selesai menunaikan kewajipan. Mereka menyangka sudah selesai menunaikan kewajipan ubudiyyah terhadap Allah. Padahal tanggapan tersebut adalah meleset daripada hakikatnya yang sebenar."

Nah.....itulah jawapannya. Ibadah itu tidak hanya terbatas di pagar-pagar masjid, tetapi ibadah itu sebenarnya mencakupi seluruh kehidupan manusia. secara mudah, kehidupan itu sendiri ibadah.

makan itu satu ibadah,
minum itu satu ibadah,
bercakap itu satu ibadah,
senyum ibadah, dan kesimpulannya, semua juzuk dalam kehidupan menjadi ibadah selagi mana apa yang kita buat itu dilakukan dengan ikhlas dan mengikut garis panduan yang dibenarkan syarak.

Ramai orang tidak faham mengenai perkara ini. kebanyakannya memisahkan kehidupan mereka dengan ibadah. Sebenarnya tidak, ibadah itu mencakupi seluruh kehidupan. sebab itulah Allah menyatakan bahawa tujuan kita diciptakan adalah untuk beribadah.

" Dan tidak kami ciptakan jin dan manusia itu melahirkan hanya untuk beribadah (kepada kami)." (Al-Zariyat:56)

Ya, apabila seluruh perbuatan dalam kehidupan anda menjadi ibadah, maka segala perbuatan anda akan mendapat balasan. Ada ganjaran untuk setiap ibadah bukan? anda tidak rugi menjadikan kehidupan anda sebagai ibadah. dan sebenarnya anda tidak akan untung pun jika anda tidak menjadikan kehidupan anda sebagai ibadah. Ini kerana kehidupan anda memang ibadah. setiap saat dikira oleh Allah.

" Sesiapa yang mengerjakan kebaikan walau sebesar zarah akan dihitung, sesiapa yang mengerjakan kejahatan walau sebesar zarah juga akan dihitung." (Al-Zalzalah:7-8)

kehidupan kita memang satu ibadah sebenarnya. Berjalan, minum, makan, berdiri, berbual,mandi, belajar, berkahwin, menjaga anak, menjaga diri dan semua perkara dalam kehidupan adalah ibadah. Tetapi sebagaimana yang saya katakan tadi, ia perlu mempunyai 2 syarat iaitu:

*Niatnya baik
*perkara itu baik disisi syarak

Namun, membunuh orang, mengumpat dan perkara yang ditegah syarak bukanlah ibadah walaupun ia berada dalam kehidupan kita.

Tanpa ibadah-ibadah asas itu, hati kita akan mudah menjadi lemah....

Jadi, anda mahu kehidupan anda dikira sebagai ibadah?atau hanyalah satu kehidupan yang tidak dikira disisi Allah?

Mari kita muhasabah diri kita, kita perbaiki kehidupan kita jadikan kehidupan kita sebagai............satu IBADAH!
Mari islah diri...

Wa'allahualam.

Tuesday, June 1, 2010

Surat Daripada Fatimah (muslimah yang diperkosa)


Bismillahhirrahmanirrahim...

Assalamualaikum w.b.t, semoga kita semua berada di bawah lindungan Allah s.w.t...

masyaAllah, lama sungguh ana tak update blog ni...harap-harap ana masih dapat istiqamah dalam menyebarkan ilmu dan perkongsian agar dapat memanfaatkan medium dakwah di alam cyber ini, ana sedar bukan mudah untuk menjadi seorang pendakwah yang betul-betul istiqamah dalam penyampaian dakwahnya dan mengamalkan ilmu yang disampaikannya....

Insyaallah entri kali ini ana ingin berkongsi satu maklumat yang sangat bernilai, mungkin kisah ini sudah lama berlalu...tapi, ianya sangat bermakna dan perlu dijadikan pedoman kepada semua umat islam agar dapat sentiasa muhasabah diri.Bagi yang sudah pernah membacanya tidak salah untuk kita mengingatkannya kembali....

..................................................................................................................................................................

KISAH ini mungkin sudah lama dan ditelan masa, tapi disebabkan oleh rasa kasihan dan juga marah dengan sikap kafir laknatullah ini, aku tak dapat tahan daripada menyebarkan maklumat yang aku perolehi untuk tatapan kita semua dari kisah seorang hamba Allah di bumi anbiya’ Iraq yang disiksa, dirogol dengan kejam tanpa belas kasihan di penjara Abu Gharib.


Fatimah adalah seorang saudara perempuan seorang mujahid yang terkenal di daerah Abu Gharib, yang berasal dari sebuah keluarga yang terkenal kebaikan dan ketaqwaannya. Suatu hari pasukan AS menyerbu rumahnya, dengan tujuan menangkap saudaranya. Namun karena mereka tidak dapat menemukannya, pasukan AS menangkap Fatimah dengan tujuan memaksa saudaranya menyerahkan diri.


Surat tulisan tangan Fatimah, baru-baru ini berhasil diseludupkan keluar dari penjara Abu Gharib. Surat ini menggambarkan penderitaan para tawanan wanita akibat perbuatan tentara AS. Segera surat ini tersebar dan menghebohkan kota Baghdad, mengirimkan gelombang yang akan terus berlanjut ke seluruh Iraq. Mafkarat al-Islam berhasil mendapatkan salinan surat tersebut.

Bismillahirrahmanirrahiim.

(Say He is God the One; God the Source [of everything]; Not has He fathered, nor has He been fathered; nor is anything comparable to Him.[ Quran, Surat 112 *al-Ikhlas*])

Saya menulis surat Al-Ikhlas ini karena mempunyai arti yang mendalam bagi saya, dan menimbulkan getaran di hati orang-orang yang beriman.
Saudaraku mujahidin di jalan Allah. Apa yang dapat kukatakan padamu? Saya katakan, rahim-rahim kami telah terisi dengan janin akibat perkosaan yang dilakukan keturunan kera dan babi itu.

Mereka telah menodai tubuh kami, meludahi muka kami, dan merobek-robek Al-Quran untuk digantungkan ke leher-leher kami . Allahu Akbar. Tidakkah kau mengerti tentang kejadian yang menimpa kami? Betulkah kau tidak tahu ini terjadi pada kami?. Kami saudaramu, dan Allah akan meminta tanggungjawabmu tentang kejadian ini kelak. Demi Allah, tidak semalam pun kami lewatkan di penjara ini kecuali mereka mendatangi salah satu dari kami untuk melampiaskan nafsu setannya.


Padahal kami selalu menjaga kehormatan kami karena takut kepada Allah. Takutlah pada Allah! Bunuhlah kami bersama mereka! Hancurkan mereka bersama kami! Jangan biarkan kami di sini agar mereka bisa bersenang-senang memperkosa kami, sesungguhnya ini adalah sebuah perbuatan dosa besar di sisi Allah. Takutlah pada Allah akan urusan kami.


Biarkan (jangan serang) tank dan pesawat mereka. Datanglah pada kami di penjara Abu Gharib. Saya saudaramu kerana Allah. Mereka memperkosa saya lebih dari sembilan kali dalam satu hari. Bisakah kau bayangkan?
Bayangkan salah satu saudaramu diperkosa. Bersama saya ada 13 gadis, semuanya belum menikah. Semuanya telah diperkosa didepan mata kami semua. Mereka melarang kami untuk sholat. Mereka mengambil pakaian kami, dan membiarkan kami telanjang.


Saat surat ini saya tulis, seorang diantara kami telah bunuh diri setelah diperkosa beramai-ramai. Seorang tentara memukulnya di dada dan paha setelah memperkosanya, lalu menyiksanya. Gadis itu kemudian bunuh diri dengan memukulkan kepalanya ke tembok penjara, kerana dia sudah tidak sanggup menerima ini.


Meskipun bunuh diri dilarang oleh Islam, saya memaklumi perbuatannya. Saya hanya berharap, semoga Allah mengampuninya, sesungguhnya Dia Maha mengampun. Saudaraku, saya katakan padamu lagi, takutlah pada Allah. Hancurkan kami bersama para tentara itu, agarkami bisa beristirahat dalam damai. Tolonglah kami, tolonglah kami, tolonglah kami. Waa Mutasimah!.


Surat ini telah berakhir, namun penderitaan penulisnya dan para muslimah belum berakhir.

Sebarkan agar semua dapat mengetahui keadaan ini.
(Tajuk Asal Surat Fatimah Gemparkan Baghdad.)

........................................................................................................................................................

semoga perkongsian ana kali ini dapat membuka mata dan hati kita agar berusaha memperbaiki diri dan menyedari betapa bertuahnya kita kerana ujian yang menimpa kita masih kecil berbanding apa yang dilalui oleh fatimah dan muslimah-muslimah yang lain. ingatlah kisah ini, ketika kita ditimpa ujian.....jadilah hamba yang bersyukur....
Alhamdulillah...Alhamdulillah...Alhamdulillah.....

sekadar sedikit perkongsian daripada insan yang penuh dengan kekurangan dan kelemahan agar sama-sama dapat muhasabah diri...
waallahu'alam